Melihat Peluang Bisnis Ikan Makin Prospektif

Melihat Peluang Bisnis Ikan Makin Prospektif


Usaha ikan fresh di daerah Gunungkidul semakin potensial. Ini diaminkan.diiyakan Ervan Juniardi (31), pemuda dari Desa Selang Dusun Bendungan Karangmojo yang sudah 8 tahun menjalankan bisnis ikan segar. Dianya sekarang jadi salah satunya penyuplai ikan fresh ke sejumlah rumah makan dan pedagang ketengan di sejumlah pasar di daerah Gunungkidul.

"Kami jual bermacam tipe ikan segar. Ada nila, patin, gurameh, tombro, wader, lele untuk ikan air tawar. Ada tuna, kakap, gembung, bandeng, bawal, udang, cumi-cumi, dan yang lain," jelas Ervan. Jika ada konsumen setia yang minta dicarikan tipe ikan yang lain, dia siap juga menemukan sampai didapat.
Sejumlah besar ikan yang dia jual didapat dari beberapa penyuplai lokal atau penyuplai di luar Gunungkidul. Kadang dia ambil ikan fresh dari pusak kulakan ikan Pasar Nusukan Solo, dari Sleman, Klaten, Boyolali, Wonogiri, Pacitan, Trenggalek, Tulungagung, bahkan juga jauh dari pantura seperti Semarang, Pati, dan Lamongan.

Pertama kali Ervan menjalankan bisnis ikan fresh ini diawali dari kesukaannya memancing di saat senggang. Alumnus SMK jalur bangunan ini awalannya bekerja sebagai tukang bangunan. Dia turut mandor mengolah project bangunan, dia sempat juga jadi instalatir listrik. Isi waktu senggang, dia umumnya mancing ke Waduk Gajah Mungkur. Ervan rasakan, dari memancing jauh ke Wonogiri tidak memperoleh hasil yang memberikan kepuasan.

Karenanya, saat pulang dari memancing dia mempunyai gagasan untuk beli satu ember ikan fresh yang dipasarkan pedagang di seputar waduk Gajah Mungkur untuk dipasarkan kembali. Tidak diduga, rupanya ikan satu ember yang selanjutnya dipisah dalam bingkisan plastik ketengan itu laris terjual saat dia tawarkan diperjalanan pulang.

"Belum sampai rumah ikan itu telah terjual habis. Saya ingat, dahulu terjual laku saat melalui lajur Eromoko tembus Tambakromo, dan paling akhir di Karangmojo. Hasil berjualan ikan cukup, dapat buat membeli bensin. Dari mencoba itu, saya jadi lebih semangat mancing ke Waduk Wonogiri. Pada akhirannya mancing itu bukan arah utamanya. Ke Wonogiri ya buat kulakan ikan, dan langsung saya jual keliling pakai sepeda motor," ungkapkan Ervan.

Menurut Ervan, ketertarikan konsumsi ikan warga Gunungkidul makin meningkat. Dia menyinyalir dari volume pemasaran yang makin meningkat. Untuk meningkatkan usahanya, Erfan bekerja bersama dengan beberapa pedagang yang lain, khusus saat kulakan bersama ke beberapa penyuplai atau pergi keluar wilayah untuk penuhi keinginan pesanan secara khusus.

Sekarang ini dia merajut kerja sama dengan partnernya penjual ikan di wilayah Ngawen dan Ponjong. Dengan bekerja bersama itu, dia akui selalu memperoleh harga terbaik dari beberapa pedagang besar. Menurut dia, jumlah pedagang retail ikan semakin, sekarang ini nyaris di tiap daerah kecamatan ada lebih dari 3-4 pedagang ikan.

Ervan mengutarakan kisah hidupnya, untuk ikan air tawar yang terlaku di Gunungkidul ialah ikan nila, selanjutnya patin, dan lele. Keinginan gurameh ada, tetapi menurut dia belum sekitar nila. Untuk pasokannya, Ervan memperoleh dari beberapa peternak ikan lokal Gunungkidul, tetapi volumenya masih sedikit. Dia akui, ikan nila dan ikan air tawar yang lain yang dijualnya lebih menguasai berawal dari beberapa penyuplai di luar wilayah, seperti dari Klaten, Kedungombo, Wonogiri wilayah Baturetno, selanjutnya ada beberapa dari Tulungagung Jawa Timur.

Berkaitan ikan lele yang menurut dia banyak disukai customer Gunungkidul, Ervan bercerita keluh kesah yang dikatakan beberapa konsumen setianya. Protes dari konsumen, ada ikan lele yang alami kimpes atau turun benar-benar besar. Sesudah dijelajahi, ikan lele yang kimpes itu rupanya lele lokal Gunungkidul. Pernyataan customernya, lele yang disuplai di luar susutnya lebih sedikit. Ingin tahu dengan ini, Ervan pernah bertanya ke partnernya yang berdinas di Dinas Kelautan dan Perikanan Gunungkidul. Dari info yang didapat, susutnya lele lokal ini benar-benar dikuasai oleh kualitas pakan pelet dan pakan tambahan yang diberi peternak.
Untuk pemasaran ikan laut, menurut pengalaman Erfan di atas lapangan, volume penjualannya makin tahun makin naik. Masalah yang dijumpai ialah suplai ikan laut dari nelayan lokal Gunungkidul yang tidak ajeg, masih tergantung pada musim tangkap. Stock ikan lokal dari Sadeng, Drini, Ngrenehan, dan yang lain bisa disebut belum sanggup penuhi kebutuhan pasar lokal Gunungkidul. Karenanya, menurut dia benar-benar lumrah jika suplai ikan di luar Gunungkidul malah masih memimpin pemasaran ikan di pasaran.

"Pernah saya ke TPI Sadeng untuk membeli tuna tetapi tidak kebagian. Juragan ikan di Sadeng harus penuhi pengangkutan ke pabrik ikan di Jawa Timur, jika ada tersisa baru saja dijual umum. Karenanya, kami seringkali memercayakan suplai di luar wilayah, seperti Semarang, Pati, Pacitan, dan Trenggalek. Untuk konsumen setia yang pesan ikan-ikan yang jarang-jarang di pasar, kami ya kulakan ke Solo. Pernah juga saya bersama rekanan pedagang dari Ngawen memburu ikan ke Pati dan Semarang untuk menemukan ikan pesanan khusus dari customer," terangnya.

Ervan akui, jiwa dagang dianya tumbuh alamiah. Dia dibesarkan di Desa Ngricik Dusun Wiladeg, desa yang sejak dahulu dikenali beberapa anak mudanya terlatih berjualan keliling daerah atau di beberapa pasar sekitar Gunungkidul. Beberapa anak muda dari desa itu berjualan tepas hasil kerajinan rakyat, obat peyek, obat puli, atau obat roti dengan berjualan keliling daerah atau berjualan di beberapa pasar desa. Orangtua Erfan selainnya jadi petani, pekerjaan sampingannya jadi pedagang. Simboknya pedagang di pasar, dan ayahnya berjualan mie ayam.

Saat ditanyakan mengenai omzet menjalankan bisnis ikan fresh, Erfan dengan malu menjawab omzet kotornya dalam range Rp 4-6 juta per dua hari berjualan. Omzet itu kombinasi dari usaha yang dilaksanakan bersama istrinya dan ditolong seseorang tenaga marketing. Menurut Ervan, usaha jualan ikan fresh di Gunungkidul makin potensial. Warga makin tertarik konsumsi ikan, baik ikan air tawar atau ikan laut. Beberapa anak muda yang jualan ikan menurut dia makin bertambah. Apa lagi sekarang ini ada beberapa anak muda yang jualan lewat cara online dan manfaatkan medos seperti fb atau IG. Sekarang ini juga Erfan layani pembelian untuk dipasarkan kembali secara online. Selainnya buat bergaul, dia manfaatkan account fbnya Erfan Fresfishreseller untuk menjalankan bisnis ikan segar.

Modal awalnya Ervan menjalankan bisnis ikan fresh ialah sepeda motor Yamaha Vega pemberian orang tuanya. Itu dipakai sebagai fasilitas jualan keliling masuk keluar desa. Motor itu tetap dia gunakan sampai sekarang. Dia sekarang sanggup menjaga ke-2 anaknya dan istri. Istrinya ikut menolong dengan buka lapak ikan di Pasar Pahing Karangmojo dan Pasar Pon Wiladeg.

Sambil menekuni upayanya, Ervan terus belajar. Mulai dari berjualan kelilingan masuk-keluar dusun di awal hingga saat ini sudah mempunyai konsumen setia masih, dia usaha untuk selalu pahami keperluan customernya. Dia terus belajar bagaimana memberikan kepuasan konsumen setia dengan penuhi bermacam tipe ikan yang dibutuhkan. Ditambah dia terus jaga kualitas ikan fresh yang dijualnya. Pernah dia alami rugi besar karena ikan tuna yang didapat dari penyuplai rupanya bukan tuna fresh semenjak diamankan di laut dan sudah alami pembusukan saat proses pengangkutan. Pada akhirnya suplai tuna itu tidak pantas jual, dan cuman digunakan untuk pakan tambahan ternak lele di rumahnya.

Dari menabung hasil usaha ikan fresh, Ervan bisa juga beli kendaraan pickup Suzuki Carry sebagai pendukung usaha dan kulakan ke luar kota. Dia berasa suka jadi karyawan berdikari yang diistilahkannya "dasarnya dapat gawe senang keluarga ".Dia sedang membuat fondasi rumah supaya bisa punyai rumah sendiri, dari mulanya menumpang di dalam rumah mertua.