Jualan Belalang Goreng Hingga Bisa Umroh

Bila Anda berekreasi ke Gunungkidul, Yogyakarta yang populer dengan jejeran pantainya yang mengagumkan itu, Anda akan mendapati ini. Di batas jalan Playen ke arah Yogyakarta, beberapa orang berdiri di tepi jalan tawarkan rentengan belalang mentah. Untuk apa? Buat dikonsumsi dan dimasak. Beberapa orang kemungkinan ngeri. Tetapi tidak boleh salah, belalang goreng ialah salah satunya tipe menu kulineran ekstrim yang banyak penggemarnya.
Demikian uniknya Gunungkidul dengan belalang goreng sampai pasangan Sukir-Suliani, masyarakat Desa Karangsem, Dusun Mulo, Playen, sanggup memperoleh penghasilan yang tidak cuman membuat ekonomi keluarganya lebih baik tapi bahkan juga sanggup menerbangkannya untuk pergi umrah. Kok dapat, bagaimana triknya?
Seperti beberapa puluh masyarakat di desanya, Sukir ialah salah satunya yang tawarkan belalang di tepi jalan bermodal sebuah meja, tulisan simpel dan bangku. Belalangnya ia bisa dari beberapa penangkap belalang di desanya. Selainnya berjualan belalang, Sukir ialah pekerja sembarangan hingga yang hasilnya tak tetap hingga alami kesusahan ekonomi. Sampai pada akhirnya Sukir punyai gagasan simpel, bila cuman berjualan belalang mentah di tepi jalan saja karena itu hasilnya tidak pernah meningat. Karena itu Sukir mengangkat kompor dan alat penggorengan di tepi jalan tempatnya mangkal.
Satu 2 hari masih sepi, tapi sekian hari selanjutnya beberapa orang mulai ketarik tiba ke lapaknya untuk membeli belalang goreng kejutan yang dibukanya. Namanya semakin dikenali karena pengembangannya buka warung belalang goreng kejutan. Tiap hari beberapa pembelinya bertambah. Tidak cuma orang yang pulang berekreasi dan ingin jadikan belalang goreng sebagai oleh-oleh tapi juga beberapa pemilik warung makan yang jadikan belalang goreng sebagai salah satunya menu di warung makan mereka.
Demikian besarnya ketertarikan konsumen hingga Sukir alami kesusahan memperoleh belalang. Sampai pada akhirnya tidak cuma belalang Gunungkidul saja yang ia jual tetapi belalang ‘impor' dari wilayah lain seperti Kebumen, P bermacam wilayah dan urworejo. Masalahnya, dalam satu hari terkadang Sukir habiskan 6 kg belalang mentah. Yakinlah, enam kg belalang benar-benar bukan jumlah yang sedikit untuk dihimpun dengan tangkap manual. Siapa pembelinya?
Tetapi beberapa konsumen belalang goreng Sukir-Suliani tidak cuma beberapa konsumen yang tiba langsung ke lapaknya yang ada di tepi jalan di bawah teduh pohon jati itu. Angka pemasaran yang tinggi itu terwujud karena Karunia, anak satu-satunya Sukir, menggunkan Facebook alias pemasaran online dan sosial media yang lain hingga keinginan tiba dari bermacam wilayah bahkan juga tiba dari Bali, J wilayah yang lain dan akarta. Karunia yang cuman alumnus SMP itu dengan pandai memperoleh banyak pesanan.
Dalam satu hari, Sukir dapat menjuall 20 -40 toples kecil pada harga Rp. 20 -25 ribu per toples. Sejumlah besar belalang goreng itu bahkan juga dikirim ke bermacam kota. Sekarang tidak cuman toples yang mengepaknya tapi telah memakai paket plastic yang elok hingga membuat belalang goreng Sukir semakin memincut hati. Karena kegigihan dan kreasi satu keluarga ini, belalang goreng ‘made in' Sukir-Suliani dapat memperoleh harga yang lebih tinggi dibandingkan bila dipasarkan berbentuk mentah. Hasilnya, Sukir dan istrinya dapat pergi Umrah dan kehidupan keluarga dan anaknya jadi lebih baik. Siapa kira belalang yang sejauh ini disebutkan hama itu bisa juga hasilkan rupiah melimpah.