Usaha Budidaya Ikan Cupang, Penjualan Hingga ke Jepang

Di Kota Padang, Sumatra Barat, ada salah satunya tempat budidaya ikan cupang alam dan ikan cupang hias, yang sanggup cuan, sampai masuk di pasar internasional.
Pebisnis Ikan Cupang di Padang Mulyadi menjelaskan sekarang ini ada sekitaran beberapa ribu ikan cupang alam dan ikan cupang hias yang diperbudidayakannya di teritori Kota Tua yaitu Pasar Gadang.
"Sekarang ada beberapa ribu ekor ikan cupang yang saya budidayakan dengan bermacam tipe ikan cupang, baik itu ikan cupang alam atau ikan cupang hias," terangnya di Padang, Selasa (9/2/2021). Karena ada upayanya itu, Mulyadi sudah kuasai pasar export ke beberapa negara, yaitu Jepang, Singapura, Malaysia dan China. Tetapi yang paling menguasai export ikan cupang dari Sumbar yakni Jepang. "Untuk 1x pengangkutan ikan cupang ke Jepang itu /bulannya di seputar 400 ekor ikan cupang.
Pada harga ikan nya Rp200.000 per ekor. Terkadang /bulannya itu ada mengirimi ke Jepang 1x sampai dua kali. Jadi sama keinginan saja," ucapnya. Karena ada keadaan yang begitu, pendapatan Mulyadi /bulan dari usaha budidaya ikan cupang nya itu, Rp20 juta sampai Rp40 juta.
Khusus di periode wabah Covid-19, selainnya export ke Jepang masih jalan, pesanan untuk pasar lokal juga meningkat. Mulyadi menerangkan, selainnya layani pesanan berbentuk partai besar, ia layani konsumen yang cuman membeli satu atau dua ekor ikan cupang saja, baik itu untuk ikan cupang alam atau ikan cupang hias.
Namun, harga ikan yang dipasarkan satu atau dua ekor itu berlainan dengan pemasaran partai besar. Seperti untuk pemasaran ikan cupang export optimal harga per ekornya itu Rp200.000. Sementara yang membeli satu atau dua ekor ikan cupang capai Rp500.000 per ekor. "Ketidaksamaan harga ikan cupang itu, diperbedakan dengan keadaan bagus atau tidaknya ikan cupang itu.
Untuk ikan cupang yang bagus itu beberapa hal yang penting diperhatikan. Jadi makin bagus dan bagus, harga dapat semakin tinggi," tutur dia. Mulyadi menjelaskan dasar ikan cupang yang bagus itu yang pasti keadaannya sehat, sirip ikan prima yaitu sanggup meningkatkan sirip secara baik, tidak cacat, dan warna terang dengan corak yang sesuai kelompok ikan cupang.
Disamping itu, hal yang paling penting untuk ikan cupang itu, harus punyai psikis yang baik. Karena jika ikan cupangnya tidak punyai psikis yang bagus, akan membuat harga jual ikan akan jeblok, akan tidak berharga lagi. "Nach seperti ikan-ikan cupang yang dipasarkan pinggir jalan itu. Umumnya ikan hasil sortir atau kita mengatakan reject, itu saja Rp10.000 per ekor.
Untuk beberapa anak yang suka dengan ikan, pas itu," ungkapnya. Menurut Mulyadi menyaksikan dari keadaan wabah Covid-19 ini, sudah terjadi pemasaran sampai lebih dari 50 % diperbandingkan saat sebelum ada wabah. Ini karena, ketertarikan orang untuk memiara hewan terhitung itu ikan cupang ini meningkat. Ada peluang beberapa orang lakukan memiara ikan cupang periode wabah, sebagai langkah untuk lenyap kejenuhan.
Disamping itu berkaitan sumber memperoleh ikan cupang di Sumbar, Mulyadi mengatakan di Sumbar ada ikan cupang yang dapat diamankan langsung dari alam. Seperti pada teritori Lembah Harau Kabupaten Limapuluh Kota dan di Kabupaten Dharmasraya. "Disitu ada 5 spesies ikan cupang di dua wilayah itu, dan memanglah bukan epidemiknya Sumbar. Tetapi berbicara apa sungai di Sumbar punyai ikan cupang, ya ada," ucapnya.
Meniti Usaha Ikan Cupang
Di satu segi, Mulyadi bercerita jika lumayan panjang narasi hidupnya saat mengawali usaha ikan cupang itu. Ia mengatakan usaha itu, telah digerakkan semenjak tahun 1999 lalu, bermodal awalannya itu cuman beli sepasang ikan cupang ke Kota Medan, Sumatra Utara, pada harga saat itu Rp750.000. Disebutkannya awalnya ia berminat untuk jalani usaha ikan cupang itu, sesudah mendapatkan kisah ekonomi yang prospektif jalani usaha ikan cupang.Walau sebenarnya saat itu, dianya ialah seorang guru honorer yang bekerja di labor di salah satunya SMK di Padang. Tetapi dengan argumen ekonomi, Mulyadi juga stop jadi guru honorer, dan konsentrasi untuk jalani usaha ikan cupang.
Sampai pada akhirnya dari sepasang ikan cupang yang dibelinya dari Medan itu, dilibatkan dalam sebuah kontes ikan secara nasional. Untungnya, saat itu ia sanggup meraih kemenangan dengan hadiah yang capai beberapa puluh hutan. Sejak dari itu, Mulyadi juga meningkatkan usaha ikan cupangnya. Bermula dari optimis dan mempunyai rekan yang eksper masalah ikan cupang, Mulyadi juga cari segi supaya ikan cupang makin disukai.
Di mana pada tahun 2001 dianya melangsungkan moment kontes ikan cupang di Padang, sampai pada akhirnya usaha ikan cupang itu sukses, serta bisa tamu di luar negeri, dan dari sanalah mula asal ikan cupang nya mendapatkan pintu untuk export ke beberapa negara.
Sekarang untuk mengelolah usaha budidaya ikan cupang itu, Mulyadi mempunyai delapan orang pegawai, dan hasil dari pemasaran nya itu sudah sanggup membayar gaji untuk beberapa pegawainya itu. "Ingat budidaya ikan cupang ini perlu perawatan tiap hari, dan sementara saya cukup repot beberapa aktivitas semacam menjadi juri kontes ikan cupang.
Jadi saya perlu orang untuk ditempatkan kerja," ungkapnya. Sekarang ini kesusahan yang ditemui ialah masalah pakan yaitu kutu air. Cukup susah untuk memperoleh pakan untuk ikan cupang itu. Sumber untuk memperoleh kutu air itu sesungguhnya ada di sawah-sawah.
Di mana kutu air itu akan diketemukan ketika padi sawah yang baru dipanen. "Berikut masalah kita masalah pakan. Terkadang ada pula diberi jentik nyamuk, tetapi tidak dapat terus-terusan jentik nyamuk, karena ada batasan umur ikan yang tidak dapat mengonsumsi jentik nyamuk itu," terang Mulyadi.
Lalu Lintasi Komoditi Ikan Cupang
Saat itu Stasiun Karantina Ikan dan Pengaturan Kualitas dan Keamanan Hasil Perikanan (SKIPM) Padang menulis selama setahun 2020, export ikan cupang dari Sumbar dengan arah negara Jepang sejumlah 738 ekor dengan nilai Rp68,5 juta."Export ikan cupang ialah komoditi yang lumayan besar dan masih jalan lakukan export selama setahun 2020 yang disebut periode wabah Covid-19," kata Kepala SKIPM Padang, Rudi Barmara. Sedang untuk pengangkutan ikan cupang dalam pasar lokal banyaknya 6.712 ekor dan nilai Rp171,tujuh juta lebih. (k56)